Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi




KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
DI LINGKUNGAN BPPT

 

D. Profil SDM BPPT saat ini

Sampai saat ini formasi SDM BPPT tercatat sebanyak 3956 orang dengan komposisi sebagai berikut :

  1. 2222 orang (56,17 %) Bekerja Aktif di BPPT,
  2. 8 orang (0,20 %) Perbantuan dari instansi luar,
  3. 234 orang (5,92 %) status Dipekerjakan di instansi luar,
  4. 325 orang (8,22 %) status Tugas Belajar,
  5. 121 orang (3,06 %) dalam status Idisipliner,
  6. 4 orang (0,10 %) dalam status Cuti di luar tanggungan negara,
  7. 631 orang (15,95 %) dalam status Lain-lain, yaitu mereka yang mutasi ke instansi lain, pensiun, keluar dan meninggal dunia,
  8. 411orang (10,39 %) Diperbantukan dan merupakan kekuatan SDM instansi lain (PUSPIPTEK, BATAM, PT. IPTN, dan PT. Pakarya Industri).

Dari formasi di atas setelah dikurangi pegawai yang masuk kategori Lain-lain (g) dan Diperbantukan (h), maka jumlah formasi SDM yang merupakan kekuatan BPPT saat ini adalah sebanyak 2914 orang dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut :

  1. 154 orang (5,28 %) berpendidikan Doktor (S-3),
  2. 651 orang (22,34 %) berpendidikan Master (S-2),
  3. 1279 orang (43,89 %) berpendidikan Sarjana (S-1), dan
  4. 830 orang (28,48 %) berpendidikan S-0 ke bawah.
    (data SDM per September 1999).

Dilihat dari segi kuantitas dan kualitas, SDM yang dimiliki BPPT saat ini seharusnya mampu menjalankan tugas dan fungsinya di lingkungan kerjanya masing-masing. Akan tetapi dalam beberapa hal terdapat hambatan yang memungkinkan tidak efektifnya pendayagunaan mereka. Hambatan yang ada tidak hanya muncul dan ditimbulkan oleh/dari SDM akan tetapi oleh praktek-praktek manajemen yang tidak mendukung, termasuk aspek kepemimpinan.

Apabila keadaan tersebut terus berlangsung tidak tertutup kemungkinan terjadinya inefisiensi pendayagunaan SDM, sehingga kemungkinan yang terjadi adalah munculnya SDM yang "LEMBEK", yaitu pegawai-pegawai yang memiliki ciri-ciri :

Loyalitas rendah; ditunjukkan dengan tingkat ‘absenteesm’ yang tinggi dan banyak pegawai yang melakukan ‘moonlighting’, yang tidak sejalan dengan program-program BPPT. Entrepreneurship skills tidak dikembangkan untuk keberhasilan unit organisasi. Mental dan disiplin kerja tidak menunjukkan jiwa profesional. Bidang keahlian yang dimilikinya tidak berkembang. Egoisme kelompok dan unit kerja diutamakan dan tidak mengedepankan budaya teamworking. Kreativitas dan kemandirian yang rendah; masih perlu adanya dorongan dan arahan dari atasan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini tergambar dengan masih rendahnya jumlah hasil-hasil penelitian yang dipatenkan, walaupun ragam keahlian yang dimiliki SDM BPPT sangat luas. Beberapa kecenderungan di atas, akan muncul apabila peran para pimpinan dalam membina dan mengembangkan pegawainya tidak berfungsi dan tidak adanya kemauan dan motivasi pegawai dalam mengembangkan diri dan melibatkan dirinya dalam program di masing-masing unit kerja. Di antara beberapa kelemahan unsur pimpinan yang memungkinkan rendahnya pendayagunaan SDM adalah diakibatkan rendahnya "Human Skills" yang dimiliki antara lain: Kurang memahami prinsip-prinsip manajemen SDM, terutama dalam mengarahkan, membina, dan memotivasi pegawai. Kurang mampu menciptakan iklim yang mendukung munculnya kreativitas pegawai.

     
     
Biro Sumber Daya Manusia - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung I BPP Teknologi Lantai  VII, Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta 10340.